Pembelajaran Proyek di Masa Pandemi COVID-19

Kondisi pandemi covid 19 tidak menghalangi guru dalam mengembangkan materi-materi pembelajaran yang baik untuk anak usia dini. Hal ini dapat dilihat dari semangat para guru KB-TK Surya Buana dalam membuat kegiatan pembelajaran sederhana namun menarik pada saat pandemi. Salah satu strategi pembelajaran yang diterapkan adalah pembelajaran berbasis proyek.

Pendekatan proyek oleh Dewey dikatakan sebagai model pembelajaran learning by doing. Hal ini berarti bahwa proses belajar diperoleh melalui aktivitas atau kegiatan yang dilakukan sendiri atau berkelompok, dengan pengertian yaitu bagaimana anak melakukan pekerjaan sesuai dengan langkah dan rangkaian tingkah laku tertentu (Moeslichatoen, 2004; 137). Berdasarkan pengertian diatas pembelajaran proyek memberatkan proses ketimbang hasil. Anak-anak mendapatkan pengalaman belajar dengan melakukan dan memilih langsung kegiatan yang diinginkan terlebih dahulu.

Memasuki sub tema binatang hidup di air yang ada disekitar kita, bunda guru membuat pembelajaran berbasis proyek yang berjudul “ diorama ikanku”. Kegiatan tersebut dirancang simple dan menarik dengan tujuan mengembangkan kemampuan berpikir kreativ dan mengeksplore pengetahuan anak yang sudah ada.

Kegiatan asik ini dilakukan dalam waktu satu minggu. Anak dan orang tua dapat bekerjsama dalam mengerjakan kegiatan tersebut, akan tetapi untuk porsi pengerjaan lebih dominan ke anak, orang tua hanya mengawasi dan mengamati saja. Karena berbasis proyek kegiatan ini terdapat beberapa misi yang harus diselesaikan satu persatu.

Ada 5 misi bermain yang harus diselesaikan anak untuk membuat “diorama ikanku”. Misi bermain pertama mewarnai paperplate dengan pewarna bebas (boleh memakai crayon, lem yang diberi warna, atau yang lainnya). Misi bermain ke dua melipat bentuk ikan dari kertas lipat sebanyak 3 ekor ikan. Misi bermain ke tiga membuat gelembung udara dari kapas. Misi bermain ke empat membuat bentuk batu dan rumput laut dengan menyobek kertas carap hijau (rumput laut) dan kertas Koran (batu). Misi bermain terkahir adalah yang ditunggu-tunggu yaitu menyusun hasil dari misi bermain diatas paperplate.

Kegiatan ini membebaskan anak untuk memilih mana yang ingin dikerjakan terlebih dahulu. Akan tetapi antara satu dengan yang lainnya akan terhubung dan membentuk “diorama ikanku”. Perbedaan penerapan ketika disekolah, anak dapat berdiskusi secara langsung dengan guru dan teman pada saat memilih kegiatan yang diinginkan. Jika terdapat pertanyaan-pertanyaan yang muncul pada saat kegiatan dapat langsung ditanyakan. Pada tahap akhir anak dapat menceritakan bagaimana proses membuat proyek tersebut. Kebanyakan hasil dari proyek tidaklah sama antara anak yang satu dengan yang lainnya. Karena adanya kebebasan memilih dan menata hasil dari setiap misi bermain. Pada saat pamebelajaran daring ada perubahan yang disesuaikan dengan kondisi yang ada.

Guru harus bekerja sama dengan orang tua untuk mengsinkronkan tujuan dari kegiatan tersebut. Pendekatan ini mengembangkan semua aspek perkembangan anak yaitu nilai agama dan moral, kognitif, bahasa, sosial emosional dan fisik secara terpadu. Diharapkan anak lebih mengenal lingkungan sekitarnya terutama binatang ikan, antara lain, ciri-ciri, dimana hidupnya, apa saja yang ada didalam sebuah aquarium. Dalam pelaksanaannya setiap aspek tersebut berkembang secara alami dan tidak terpisahpisah.

Leave a comment